Jumat, 26 April 2024

Breaking News

  • 15 ribu Masyarakat Hadiri Open House Pj Walikota Pekanbaru   ●   
  • Tokoh FTE Rekomendasi Audit Keuangan BSP, Jefry Noer: Itu Pipa Bocor Apa Koyak?   ●   
  • Pj Walikota Launching Mobil Layanan Cepat LPJU dan Bus TMP Gratis Bagi ASN   ●   
  • Pemko Pekanbaru Gesa Perbaikan Infrastruktur Untuk Masyarakat   ●   
  • PASCA PEMILU 2024,KESBANGPOL KAMPAR BERHARAP ORMAS DI KAMPAR KOMITMEN JAGA KAMTIBMAS TETAP KONDUSIF   ●   
Zelensky: Tuhan Tak Akan Ampuni Serangan Rusia di Ukraina
Senin 07 Maret 2022, 08:33 WIB

Jakarta -- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuding Rusia sengaja membunuh warga sipil dalam invasinya. Ia pun mengatakan bahwa Tuhan tak akan mengampuni Rusia.

Zelensky melontarkan pernyataan ini pada Minggu (6/3), ketika sebagian warga sedang merayakan Minggu Pengampunan, salah satu rangkaian menjelang Paskah Gereja Ortodoks.

"Hari ini merupakan Minggu Pengampunan. Namun, kami tidak bisa memaafkan kematian ratusan korban, juga ribuan orang yang menderita," ujar Zelensky, sebagaimana dikutip CNN.

Ia kemudian berkata, "Dan Tuhan tak akan mengampuni. Tidak hari ini. Tidak besok. Tidak akan pernah. Bukan memaafkan, tapi akan datang masa penghakiman."

Zelensky kemudian menuding Rusia merencanakan pembunuhan secara sengaja dengan pengumuman gempuran di sejumlah titik di Ukraina pada Senin (7/3).

Menurutnya, Rusia merencanakan serangan di satu kawasan di mana perusahaan bidang pertahanan Ukraina berdiri. Perusahaan itu terletak di lingkungan perkotaan umum.

"Ribuan orang bekerja di sana. Ratusan ribu hidup di sekitarnya. Ini adalah pembunuhan. Pembunuhan berencana," ucap Zelensky.

Presiden Ukraina merilis pernyataan ini sehari setelah beredar video yang menunjukkan kerusakan pabrik tank Ukraina di dekat Zhytomyr akibat serangan Rusia. Video pabrik tank ini dipublikasikan akun Telegram pro-Rusia pada Sabtu (5/3).

Dengan video itu, Rusia mengklaim tengah berupaya "mendemiliterisasi" Ukraina. Zelensky menyayangkan tidak ada respons dari sekutu Ukraina terkait kerusakan pabrik tank itu.

"Dan saya belum mendengar reaksi apa pun dari satu pun pemimpin dunia hari ini. Tidak ada (respons) dari politikus Barat. Tidak ada reaksi dari pengumuman ini. Pikirkan tentang rasa impunitas dari penjajah (Rusia), mereka mengumumkan kekejaman yang direncanakan. Mengapa?" katanya.

Perang di Ukraina saat ini memang masih panas. Hingga kini, PBB melaporkan 360 warga sipil tewas akibat gempuran Rusia, sementara layanan darurat Ukraina mengklaim korban tewas sudah mencapai 2.000 jiwa.(cnn)




Editor :
Kategori : Internasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by merdeka24.com
Scroll to top